Facebook

header ads

Makalah Ekonomi


Makalah Ekonomi
Peran dan Kegiatan Ekonomi

Guru Bidang Study : Edy Syahbandi
Nama :  Amor Setiawan

                        TAHUN AJARAN
   2015 / 2016
 SMA NEGRI 1 Sarolangun
1.Rumah Tangga Keluarga


Keluarga dapat diartikan sebagai suatu ikatan yang terdiri atas ayah,ibu dan anak di orang lain yang menjadi anggota pada keluarga tersebut. Mereka memiliki lahan dan menyediakan tenaga kerja. Mereka juga dapat menjadi pengusaha ,pemegang saham , pemilik di mitra perusahaan.
Ada dua peran yang dimainkan oleh rumah tangga alam kegiatan ekonomi . pertama adalah sebagai konsumen . jasa sumber daya manusia dari ruma tangga keluarga diberdayakan oleh perusahaan, pemerintah di masyarakat luar negri untuk menghasilkan barang dan jasa .
Pendapatan ini digunakan oleh rumah tangga keluarga untuk membeli barang dan jasa sebagian dari pendapatan itu juga harus dibayarkan kepaa pemerintah dalam bentuk pajak.
Perusahaan dapat mengunakan pinjaman itu untuk membeli mesin perlengkapan , gedung serta mengaji tenaga kerja .
Ciri ciri Rumah tangga Keluarga:
1.       rumah tangga keluarga adalah pemilik dari semua faktor produksi ,seperti tenaga kerja ,tanah, modal di kewirausahaan .
2.       total pendapatan rumah tangga keluarga berasal dari kompensasi faktor produksi yang mereka miliki.
3.       kegiatan utama rumah tangga keluarga adalah konsumsi
4.       rumah tangga keluarga menghabiskan total pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan.
5.       jika rumah tangga keluarga menyimpan sebagian dari hasil mereka ,simpanan itu aan mengalir keperusahaam dalam bentuk investasi



A. Peran Rumah Tangga Konsumen (RTK)
Peranan dan kegiatan yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen tidak terlepas dari sumber daya yang dimiliki dan sumbangannya dalam interaksi ekonomi.Peran rumah tangga konsumen antara lain:

1) Penyedia atau Pemilik Faktor Produksi
Kelompok rumah tangga konsumen berperan sebagai penyedia dan pemilik faktor produksi yang dibutuhkan produsen untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi yang disediakan oleh rumah tangga konsumen,
yaitu:

a) Sumber daya alam.
b) Tenaga kerja.
c) Modal usaha.
d) Kewirausahaan.
2) Mendapat Imbalan (Balas Jasa)
Sebagai pemasok atau pemilik faktor produksi, rumah tangga konsumen berhak menerima balas jasa. Balas jasa yang diterima yaitu:

a) Pemilik tanah mendapatkan uang sewa.
b) Pemilik modal mendapatkan bunga modal.
c) Tenaga kerja mendapatkan upah atau gaji.
d) Kewirausahaan mendapatkan bagian keuntungan.

3) Bertindak sebagai Konsumen
Kelompok rumah tangga konsumen merupakan kelompok masyarakat yang kegiatannya menghabiskan dan/atau mengurangi nilai guna barang serta jasa. Pendapatan yang
diperoleh dari penyediaan faktor produksi di atas akan dibelanjakan dalam bentuk barang dan jasa. Selain itu, rumah tangga konsumsi mengeluarkan uang untuk menabung atau membayar pajak kepada pemerintah.

b. Peran Rumah Tangga Produsen (RTP)

Rumah tangga produsen merupakan kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan produksi. Rumah tangga produsen sering disebut perusahaan, yang terdiri atas perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Kegiatan rumah tangga produsen berkaitan erat dengan kelompok pelaku ekonomi lain terutama rumah tangga konsumen. Peran rumah tangga produsen antara lain:
1) Sebagai Penghasil Barang dan Jasa
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produsen
kemudian disalurkan ke beberapa kelompok pelaku ekonomi

lain, yaitu ke:

a) Rumah tangga konsumen, baik secara langsung maupun melalui distributor dalam
kegiatan jual beli.


b) Pemerintah atau rumah tangga negara yang membutuhkan alat-alat atau barang untuk keperluan jalannya pemerintahan. Penyaluran ini dapat terjadi di pasar barang atau secara
langsung.
c) Masyarakat luar negeri, yaitu negara-negara asing yang membeli barang dan jasa negara
kita.
d) Perusahaan lain yang terkait dengan produksi, misalnya perusahaan pemintalan
benang memasok bahan baku bagi perusahaan tekstil. Kegiatan ini terjadi di pasar
barang atau melalui kerja sama langsung.

2) Sebagai Pengguna Faktor Produksi
Agar mampu menciptakan atau menambah nilai guna barang dan jasa, produsen memerlukan berbagai faktor produksi seperti sumber daya alam atau bahan baku, modal, tenaga kerja, dan keahlian. Faktor-faktor tersebut disediakan oleh rumah tangga konsumen. Untuk itu, produsen harus memberikan balas jasa atau imbalan kepada rumah tangga konsumen dalam bentuk sewa, upah, bunga modal, dan pembagian laba. Misalnya, produsen kain batik


membutuhkan kain, pewarna, canting, tenaga kerja, dan tempat usaha. Maka ia juga bersedia

3. Mampu mengadakan tabungan untuk keinginan serta kebutuhan masa
mendatang yang sudah direncanakan.
4. Mampu mengatur keuangan sehingga tidak terjebak utang atau
membeli secara kredit.
5. Mampu menyusun target, menyusun program kerja dan anggaran.

3) Sebagai Penggerak Kegiatan Ekonomi
Selain berperan dalam menghasilkan barang dan jasa, kegiatan rumah tangga produsen merupakan penggerak kegiatan ekonomi. Adanya kegiatan produksi akan menciptakan permintaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan sehingga pada akhirnya meningkatkan balas jasa yang diterima masyarakat dan kesejahteraan masyarakat pun meningkat.

c. Peran Rumah Tangga Negara (RTN)

Pemerintah berkewajiban untuk mengatur perekonomian dalam negeri untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya kekacauan dan hal-hal yang dapat menimbulkan

kerugian bagi rakyat banyak. Jadi, secara langsung atau tidak langsung pemerintah berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Bentuk peran pemerintah tersebut antara lain:

1) Mengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah dapat mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan ekonomi melalui berbagai kebijakan, peraturan, undang-undang, dan pengawasan secara langsung di lapangan. Beberapa tindakan dan peran rumah tangga pemerintah dalam kegiatan ekonomi antara lain:



a) Membuat perencanaan ekonomi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk mengarahkan kehidupan ekonomi ke kondisi yang diinginkan.

b) Menyediakan sarana dan prasarana publik untuk mendukung kebutuhan fisik dan nonfisik masyarakat. Sarana pemenuhan kebutuhan fisik, contohnya jalan raya, bandar udara, jembatan, terminal, dan jaringan listrik. Sedangkan sarana pemenuhan kebutuhan nonfisik contohnya sekolah, rumah sakit, dan pertahanan keamanan.

c) Menetapkan peraturan untuk mengatur, melindungi, atau mengarahkan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi agar sesuai dengan program pembangunan. Misalnya untuk melindungi kepentingan buruh dan pengusaha, pemerintah harus merancang undang-undang ketenagakerjaan yang Pemerintah melakukan perencanaan.

d) Pengawasan jalannya perekonomian, misalnya pada saat terjadi kelangkaan minyak tanah pemerintah perlu mengawasi distribusi di lapangan agar pasokan minyak tanah tidak terhambat.



e) Menjaga stabilitas harga (mengendalikan inflasi).

f) Mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada pelaku ekonomi yang masih lemah usahanya atau bagi pengusaha pemula.

g) Menyediakan kebutuhan pokok seperti bahan makanan dan bahan bakar.

h) Menentukan kebijaksanaan yang terkait dengan sektor luar negeri.

2) Peran Pemerintah sebagai Konsumen

Untuk menjalankan rumah tangga negara, pemerintah memerlukan barang dan jasa dari rumah tangga perusahaan. Misalnya, untuk keperluan dinas, pemerintah memerlukan berbagai peralatan dan perlengkapan kantor. Selain itu, untuk kesejahteraan masyarakat, pemerintah melalui anggaran belanja negara akan membiayai penyediaan sarana publik seperti sekolah, rumah sakit, jalan, jembatan, transportasi umum, telekomunikasi, dan lain-lain. Dari gambaran tersebut, pemerintah berperan sebagai konsumen karena sifatnya menghabiskan atau mengurangi nilai guna barang dan jasa.

c. Peran Pemerintah sebagai Produsen

Selain sebagai konsumen dan pengatur kegiatan ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai produsen. Kegiatan produksi pemerintah dikhususkan pada barangbarang yang menguasai hajat hidup orang banyak, seperti produksi listrik, air, dan sumber energi. Meskipun demikian, kegiatan produksi pemerintah tidak harus dilakukan sendiri oleh pemerintah. Pemerintah dapat menunjuk perusahaan-perusahaan negara misalnya PT Telkom, PT PLN dan juga menunjuk investor asing untuk menjalankan kegiatan produksi. Selain berperan


sebagai produsen untuk barang-barang vital, pemerintah berperan dalam mendistribusikan barang dan jasa ke konsumen melalui badan urusan logistik/Bulog.

d. Peran Masyarakat Luar Negeri

Masyarakat luar negeri merupakan pelaku ekonomi yang penting. Berbagai bentuk kerja sama dalam bidang ekonomi dapat dilakukan dengan masyarakat luar negeri. Selain itu, masyarakat luar negeri berperan dalam menyediakan sumber daya produksi maupun barang dan jasa yang tidak dapat disediakan sendiri oleh suatu negara. Misalnya suatu negara yang mengalami kekurangan modal untuk kegiatan investasi, dapat meminjam dari negara lain. Atau ketika produksi minyak tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri, maka negara tersebut mengimpor dari negara mitra dagangnya. Di sisi lain, masyarakat luar negeri juga berperan menjadi pasar bagi produk-produk ekspor dalam negeri. Perluasan pasar ke luar negeri ini akan meningkatkan efisiensi usaha karena terpenuhinya skala produksi yang ekonomis. Pada akhirnya, keuntungan perusahaan di dalam negeri meningkat. Hubungan dengan masyarakat luar negeri tersebut berkaitan dengan perdagangan internasional (ekspor impor), yaitu adanya kelompok pelaku ekonomi yang bertindak sebagai pembeli dan adanya kelompok pelaku yangbertindak sebagai penjual.

Contoh kegiatan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi di sektor
luar negeri antara lain:









1) Ekspor Impor Barang

Kegiatan ekspor dan impor barang berlangsung karena sumber daya produksi yang dimiliki antarnegara tidak merata dan terbatas jumlahnya. Selain itu, setiap negara mempunyai perbedaan tingkat kapasitas produksi baik secara kuantitas,kualitas, maupun jenis produksinya. Misalnya negara Indonesia membutuhkan gandum, tetapi tanaman gandum tidak bisa dibudidayakan di tanah air sehingga harus mengimpor gandum dari negara penghasil gandum. Atau mungkin negara Indonesia bisa melakukan ekspor rempah-rempah ke negara-negara Eropa karena rempah-rempah tidak bisa dibudidayakan di Eropa.

2) Ekspor Impor Jasa

Untuk mengekspor atau mengimpor barang diperlukan jasa jasa. Contoh jasa dalam perdagangan internasional di antaranya jasa keuangan untuk pembayaran internasional, jasa pengangkutan dan penggudangan, serta jasa asuransi untuk mengurangi risiko dalam pengiriman barang ke luar negeri. Kegiatan lain yang termasuk dalam ekspor dan impor jasa adalah kegiatan pariwisata. Wisatawan asing yang berkunjung di Indonesia akan menggunakan jasa akomodasi (penginapan), jasa biro wisata, dan jasa transportasi. Sedangkan apabila penduduk Indonesia berkunjung ke luar negeri dan menggunakan jasa perjalanan asing maka dikatakan kita mengimpor jasa dari luar negeri.




3) Aliran Modal
Negara-negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya mengalami masalah kekurangan modal. Hal ini dapat diatasi apabila masyarakat dari suatu negara menanamkan modalnya di suatu negara untuk mengelola usaha. Anda bisa melihat perkembangan perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang telah berkembang dengan pesat.Kondisi ini membawa banyak manfaat di antaranya dapat membuka lapangan kerja baru dan menambah kegiatan ekonomi.

4) Pertukaran Tenaga Kerja
Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia memiliki tenaga kerja yang berlimpah. Keterbatasan lapangan kerja di dalam negeri mengharuskan sebagian tenaga kerja tersebut disalurkan ke luar negeri. Namun karena rendahnya kualitas sumber
daya manusia, kita hanya mampu mengirimkan tenaga kerja kasar seperti buruh industri, buruh perkebunan, dan pembantu rumah tangga. Sementara itu, negara kita masih kekurangan tenaga kerja ahli dalam mengelola sumber daya, misalnya untuk bidang pengeboran minyak, teknologi komunikasi, dan di bidang keuangan. Dari uraian tersebut Anda dapat menyimpulkan bahwa telah terjadi pertukaran tenaga kerja antara negara kita dengan negara lain.Masyarakat ekonomi luar negeri pada dasarnya merupakan pelaku ekonomi yang berhubungan dengan transaksi luar negeri.


Transaksi luar negeri bersih (neto) akan memengaruhi tingkat dan komposisi kegiatan ekonomi domestik dan keadaan pembayaran negara. Selain itu, kegiatan ekspor dan impor serta tinggi rendahnya kurva valuta asing (dolar) berpengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi nasional, produksi, tingkat harga, peredaran uang, dan kesempatan kerja. Namun, apabila masyarakat ekonomi dalam negeri akan melakukan kerja sama dengan masyarakat luar negeri dalam bentuk ekspor impor harus mendapat izin dari rumah tangga negara (pemerintah). Karena hubungan ekonomi dengan masyarakat luar negeri menyangkut bidang yang sangat luas, yang jelas memengaruhi kepentingan nasional sehingga pemerintah tidak dapat tinggal diam saja. Campur tangan pemerintah berkaitan dengan transaksi luar negeri adalah dengan cara aktif mengatur dan mengawasinya.

Interaksi antara pelaku ekonomi

1. KONSUMSI
a. Pengertian Konsumsi
Pengertian kegiatan konsumsi adalah mengurangi atau menghabiskan nilai guna atau manfaat suatu barang atau jasa.

Dalam mengetahui pola perilaku konsumen dan produsen kita perlu
memperhatikan semua kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: produksi, distribusi dan konsumsi.

ciri-ciri kegiatan konsumsi ialah barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi, ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan dan barang yang

dipergunakan akan habis atau berkurang. Dari ciri-ciri kegiatan konsumsi di atas dapatlah disimpulkan bahwa konsumsi ialah kegiatan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa. Pelaku kegiatan konsumsi dinamakan konsumen.

b. Tujuan dan Perilaku Konsumen
Dalam kegiatan ekonomi seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi mempunyai beberapa tujuan. Terdapat empat tujuan kegiatan konsumsi dan ini juga merupakan pola perilaku dari konsumen
yaitu:
a. Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap Setiap orang yang melakukan konsumsi akan mengurangi nilai guna barang atau jasa tersebut secara bertahap. Sebagai contohnya ialah seperti memakai pakaian, kendaraan dan sepatu.

b. Menghabiskan nilai guna barang sekaligus Konsumen juga dapat menghabiskan nilai guna barang sekaligus. Sebagai contoh adalah makan dan minum.



c. Memuaskan kebutuhan secara fisik Seseorang melakukan konsumsi bertujuan untuk mencukupi kebutuhan mereka secara fisik. Contohnya ialah mengenakan pakaian yang bagus agar penampilannya bertambah baik.

d. Memuaskan kebutuhan rohani
Tidak hanya kebutuhan secara fisik saja tujuan seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi akan tetapi juga untuk memuaskan kebutuhan rohani seperti contohnya ialah membeli kitab suci untuk kebutuhan religiusitas/ rohaninya.

Agar dapat melakukan konsumsi seseorang harus mempunyai barang atau jasa
untuk dikonsumsi yang dapat diperoleh dengan menggunakan alat tukar berupa uang.
Banyaknya barang yang dikonsumsi tergantung banyaknya barang yang tersedia di
masyarakat serta harga barang tersebut. Oleh karena itu, besarnya konsumsi seseorang
akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:

1. kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi,
2. besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan, dan
3. tingkat harga barang-barang.

 Di samping ketiga faktor tersebut, besarnya konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh selera dan intensitas kebutuhannya terhadap barang yang bersangkutan serta adanya barang substitusi. Semakin tinggi selera dan intensitas kebutuhannya, akan
cenderung semakin besar jumlah konsumsinya.
Sedangkan semakin banyak jumlah dan jenisnya barang substitusi akan
menyebabkan semakin berkurangnya jumlah konsumsi barang yang disubstitusi.
Besarnya konsumsi masyarakat (tingkat konsumsi masyarakat) mencerminkan tingkat
kemakmuran masyarakat tersebut, artinya makin tinggi tingkat konsumsi masyarakat,
berarti makin tinggi pula tingkat kemakmurannya.

2. PRODUKSI
a. Pengertian Produksi
Dalam pengertian sederhana, produksi berarti kegiatan menghasilkan barang/
jasa. Produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu
barang/jasa. Pelaku kegiatan produksi disebut produsen. Contohnya ialah: kapas
diolah menjadi benang, benang menjadi kain, ban mobil bekas dijadikan sandal
atau pot bunga.
b. Tujuan Produksi dan Perilaku Produsen
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan dan
memengaruhi perilaku produsen yang meliputi:
a. Menghasilkan barang atau jasa
Sangat jelas jika tujuan kegiatan produksi adalah menghasilkan barang atau jasa
dengan menciptakan barang/jasa baru melalui proses produksi oleh produsen.

b. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa
Sebuah perusahaan/industri memproduksi suatu barang bertujuan untuk
meningkatkan nilai guna barang itu sendiri, di mana sebelumnya barang
tersebut belum/kurang berguna tetapi sesudah melalui proses produksi nilai
guna dari barang tersebut menjadi lebih tinggi.

c. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Tujuan dari proses produksi diharapkan dapat menghasilkan produk yang
nantinya dapat mendatangkan keuntungan (profit oriented) yang nantinya
kemakmuran masyarakat akan meningkat karena masyarakat akan
memperoleh keuntungan dengan memproduksi suatu barag/jasa.

d. Meningkatkan keuntungan
Dengan memproduksi barang dan jasa diharapkan dapat meningkatkan
keuntungan industri/perusahaan tersebut.

e. Memperluas lapangan usaha
Apabila suatu perusahaan sudah memiliki skala produksi yang besar dan
diminati/laku pasar maka dapatlah dipastikan bahwa perusahaan tersebut
akan semakin besar sehingga dapat memperluas lapangan usaha.

f. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan
Tujuan berikutnya adalah untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan
sehingga perusahaan tersebut dapat terus berjalan baik dalam memperoleh
faktor-faktor produksi, memproduksi barang dan jasa serta menjualnya ke
pasar untuk mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan pengertian dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya manusia
berusaha apa yang merupakan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara baik
atau mendekati kemakmuran.

a. Pengertian distribusi
Kalian pasti pernah melihat seseorang yang membawa barang tertentu untuk
ditawarkan kepada pembeli, contoh seperti tukang sayur, tukang bakso dan tukang
sate. Kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut merupakan kegiatan
distribusi.
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan
produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan
konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat
setelah dapat dikonsumsi.
Dari apa yang baru saja diuraikan dapat disimpulkan bahwa distribusi adalah
semua kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barang dan/atau jasa dari
produsen ke konsumen.
distributor.

Ada tiga jenis saluran distribusi, yaitu:
a. Saluran distribusi langsung
Produsen Konsumen
Contoh: petani sayur menjual sayuran di pasar.
b. Saluran distribusi semi langsung
Produsen Perantara Konsumen
Contoh: Penerbit buku menjual bukunya melalui sales.
c. Saluran distribusi tidak langsung
Produsen Pedagang Besar Pedagang Kecil
Pedagang Eceran Konsumen.
Contoh: Pabrik televisi menjual televisi kepada konsumen melalui pedagang
barang elektronik yang mengambil/membeli dari agen atau perwakilan
dagang pabrik televisi tersebut.

b. Fungsi Distribusi Pokok
Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau
harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:

1) Pengangkutan (Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal
konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya
teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang

yang disalurkan semakin luas, sehingga membutuhkan alat transportasi
(pengangkutan).

2) Penjualan (Selling)
Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan
oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat
dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen
dapat menggunakan barang tersebut.

3) Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan
barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang
membutuhkan barang tersebut.

4) Penyimpanan (Stooring)
Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih
dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barangbarang,
perlu adanya penyimpanan (pergudangan). Contoh, kalian bisa lihat
mengapa orang tua kita ada yang membuat lumbung padi?

5) Pembakuan Standar Kualitas Barang
Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu
menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan
diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis,

ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut.
Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar barang yang akan
dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.

6) Penanggung Risiko
Barang yang didistribusikan bisa jatuh dan pecah, maka rusaklah barang yang
akan didistribusikan tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi pada kegiatan
distribusi, maka seorang distributor tentunya akan menanggung risiko. Pada
jaman sekarang untuk menanggung risiko yang muncul bisa dilakukan
kerjasama dengan lembaga/perusahaan asuransi.

c. Saluran Distribusi
Pengertian dari saluran distribusi atau perantara distribusi adalah orang atau
lembaga yang kegiatannya menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan
konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Saluran distribusi dapat
kita bedakan menjadi dua golongan lembaga distribusi, yaitu pedagang dan
perantara khusus.
1) Pedagang
Pengertian pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan
menjual barang kembali tanpa mengubah bentuk dan tanggung jawab sendiri
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Pedagang dibedakan menjadi:


a) Pedagang Besar (Grosir atau Wholesaler) adalah pedagang yang membeli
barang dan menjualnya kembali kepada pedagang yang lain. Pedagang
besar selalu membeli dan menjual barang dalam partai besar.

b) Pedagang Eceran (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dan
menjualnya kembali langsung kepada konsumen. Untuk membeli biasa
partai besar, tetapi menjualnya biasanya dalam partai kecil atau persatuan.

2) Perantara Khusus
Sama halnya dengan pedagang, kegiatan perantara khusus juga menyalurkan
barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Bedanya perantara khusus
tidak bertanggung jawab penuh atas barang yang tidak laku terjual. Perantara
khusus meliputi:


a) Agen (Dealer) adalah perantara pemasaran atas nama perusahaan.
Menjualkan barang hasil produksi perusahaan tersebut di suatu daerah
tertentu. Balas jasa yang diterima berupa pengurangan harga dan komisi.
b) Broker (Makelar) adalah perantara pemasaran yang kegiatannya
mempertemukan penjual dan pembeli untuk melaksanakan kontrak atau
transaksi jual beli. Balas jasa yang diterima disebut kurtasi atau provisi.
c) Komisioner adalah perantara pembelian dan penjualan atas nama dirinya
sendiri dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Balas jasa yang diterima
disebut komisi.
d) Eksportir adalah pedagang yang melakukan aktivitasnya dengan
menyalurkan barang ke luar negeri.

e) Importir adalah pedagang yang melakukan aktivitasnya dengan

menyalurkan barang dari luar negeri ke dalam negeri.


d. Faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan distribusi
Faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan distribusi ialah:
1) Faktor Pasar
Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian
konsumen, yaitu jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan
dan kebiasaan dalam pembelian.
2) Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar dan
berat barang, mudah rusaknya barang, standar barang dan pengemasan.
3) Faktor Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman dan
kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang diberikan.
4) Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah kegunaan
perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, volume
penjualan dan ongkos penyaluran barang.










Teori perilaku konsumen
a. pendekatan kardinal/ marginal
pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasari pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dan jasa dapat diukur / dikuantitatifi dengan satuan tertentu seperti uang, jumlah atau buah dll, semakin besar jumlah barang yg dikonsumsi ,semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen.

Hukum Gossen 1
Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka
waktu tertentu terus ditambah, maka kepuasan total yang diperoleh
juga bertambah. Akan tetapi, kepuasan marginal akan semakin
berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, pada akhirnya
tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan
kepuasan total menjadi berkurang.”


Hukum Gossen 2
“Seorang konsumen akan membagi-bagi pengeluaran
uangnya untuk membeli berbagai macam barang sedemikian rupa
hingga kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara seimbang.”

b. pendekatan Ordinal
pendekatan ordinal digunakan karena pendekatan kardinal memiliki beberapa kelemahan
antara lain karena pendekatan bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marjinal .

mengukur kepuasan konsumen melalui pendekatan ordinal dengan mengunakan kurva interferensi didasari pada empat asumsi ,yaitu sebagai berikut :




1.konsumen mempunyai pola pretensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan alam bentuk peta indiferensi ( indifference map)
2.konsumen mempunyai pendapatan tertentu.
3.Konsumen berusaha mendapat kepuasan maksimal dari barang barang yang dikonsumsinya
4.kurva indiferensi yg semakin  jauh dari titik nol (origin) menggambarkan kepuasan yang semakin tinggi.

 















DAFTAR PUSTAKA


A. Abdurrachman. 1965. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan. Jakarta: Yayasan
Prapancha.
Abdulah Halim, 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-4. PT. BPFE-Yogyakarta.
1995.
Bussiness News. 2002 - 2003. Jakarta: Bussiness News.
CD Operation Management for Competitive Adventage 10e. 2004.
CD Profile Perekonomian Indonesia Era Kabinet Gotong Royong. 2004.
Dahlan Siamat. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Edwing Dolen. 1986. Micro Economics Fourth Edition. New York: Dryden Press.
Karl E Case. 2003. Principles of Economics. Inc. New Jersey: Prentice Hall.
Muhammad Firdaus. 2002. Perkoperasian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Peters Rose. Money and Capital Markets. 2003. New York: McGrawHill.
Profile Perekonomian Indonesia Era Kabinet Gotong Royong. 2004.
Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Ghalia.
Samuelson, Paul A. dan William D.Nordhaus. Economics, Seventeeth edition. New York:
McGraw-Hill.
Stoner, A.F. James and Charles Wankel. 1986. Manajemen Edisi Ketiga. Jakarta:
Intermedia.
Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sumakdiyo, Ign. 1999. Manajemen Koperasi. Jakarta: Erlangga.
Sumber Artikel dan Gambar:
www.bisnis.co.id
www.bisnisjakarta.com - komunitas pebisnis
www.bpkpenabur.or.id
www.google.com
www.ifa.co.id
www.kompas.com
www.pertamina.co.id
www.pln.co.id
Balai Pustaka ,2009 .EKONOMI Untuk Kelas X SMA dan MA
Abdul Hakim, 2002, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta, EKONISIA Fakultas Ekonomi
UII.
Anonim, 2005, RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2004–
2009, Jakarta, Penerbit Sinar Grafika.
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Aliyah.
Boediono, 1984, Ekonomi Mikro Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1, Yogyakarta,
BPFE UGM.
Collins, 2003, Kamus Lengkap Ekonomi Edisi kedua, Jakarta, Erlangga.
Dr. Faried Wijaya M, M.A., 1989, Seri Pengantar Ekonomikamakro Edisi 3, Yogyakarta,

BPFE.
Dr. Suryana, M.Si., 2002, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan,
Bandung, Penerbit Salemba Empat.
Endang Setyowati, dkk., 2003, Ekonomi Mikro Pengantar, Yogyakarta, Bagian Penerbitan
STIE YKPN.
Faried Wijaya. M, 1991, Seri Pengantar Ekonomikamikro Edisi 2, Yogyakarta, BPFE.
Guritno, T, 1992, Kamus Ekonomi Bisnis Perbankan, Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.
Mulyadi Subri, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta, Raja Grafindo Perkasa.
Nopirin, Ph.D., 1992, Ekonomi Moneter Buku I Edisi Ke-4, Yogyakarta, BPFE.
_____, 1996, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Yogyakarta, BPFE UGM.
Patrick Lim, 1998, Answer to 286 Fact in Economic Examination, Singapore, Kingsway
Publisher.
Prathama Raharja dan Mandala Manurung, 1999, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar
Buku Seri Teori Ekonomi, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Sadono Sukirno, 1994, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo Persada
Sudarsono, 1995, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta, LP3ES.
T. Gilarso, 2005, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Edisi Revisi, Yogyakarta, Penerbit
Kanisius.
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, 2005, Aspek Dasar Ekonomi Makro di
Indonesia, Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia.

Post a Comment

0 Comments