Konflik
Sosial
Nama
: Amor Setiawan
Kelas : XI IPS II
Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Sarolangun
TA 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Konflik Sosial “
Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin
Sarolangun
, 28 April 2018
Tim
Penyusun ,
DAFTAR ISI
COVER
..................................................................................................................................... 1
KATA
PENGANTAR .......................................................................................................................... 2
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ 3
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................................... 5
B. Tujuan................................................................................................................. 5
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................................................. 6
A. Pengertian
Konflik................................................................................................ 6
B. Jenis
Konflik......................................................................................................... 7
C. Faktor penyebab Konflik ............................................................................................... 8
D. Cara Penanganan Konflik
Sosial.......................................................................... 9
E. Dampak Konflik ............................................................................................................... 10
BAB
III PENUTUP..................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Konflik merupakan suatu tingkah laku
yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,
misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang
paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas.
Tipe konflik ini timbul dari
proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat
di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya
kehidupan suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan
intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok.
Dalam setiap kelompok social selalu ada
benih-benih pertentangan antara individu dengan individu, kelompok dan
kelompok, individu atau kelompok dengan pemerintah. Pertentangan ini biasanya
berbentuk non fisik. Tetapi dapat berkembang menjadi benturan fisik, kekerasaan
dan tidak berbentuk kekerasaan. Konflik berasal dari kata kerja Latin, yaitu
configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya.
B. TUJUAN
1
Untuk mengetahui pengertian konflik sosial.
2
Untuk mengeahui jenis konflik
sosial.
3
Untuk mengeahui faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konflik.
4
Untuk mengetahui cara penanganan konflik sosial.
5
Untuk mengetahui dmpak dari terjadinya konflik sosial
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari
kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul. Berikut ini beberapa
pendapat ahli tentang pengertia konflik :
1. Berstein, menyebutkan bahwa konflik
merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang belum pernah dicegah, konflik
mempunnyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negative
didalam interaksi manusia.
2. Robert
M. Z Lawang mengemukakan bahwa konflik adalah perjuangan untuk memperoleh
nilai, status, dan kekuasan dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak
hany memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3. Soerjono Soekanto, konflik
merupakan proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha
untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
dengan ancaman dan kekerasan.
Dari pengertian diatas
dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan konflik sosial adalah salah satu
bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat
yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling
menghancurkan. Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya
dua pihak atau lebih yang mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap
hal yang sifatnya terbatas.
B.
JENIS KONFLIK SOSIAL
Berikut ini beberapa jenis konflik yang
sering terjadi di masyarakat :
1. Berdasarkan Sifatnya
- Konfik Destruktif merupakan konflik yang
muncul karena adanya perasaan tidak senang,
benci dan dendam dari seseorang atau kelompok terhadap pihak lain.
Contohnya: konflik peristiwa Mei 1998 (reformasi) yang mengakibatkan banyaknya
jatuh korban seperti mahasiswa trisakti.
- Konflik Konstruktif merupakan konflik yang
bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari
kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Contohnya: konflik
persaingan bisnis, perusahaan A & B sama2 berebut pelanggan & bersaing
secara sehat pada akhirnya kedua perusahaan berusaha meningkatkan kualitas
produknya agar menarik minat pelanggan.
2. Berdasarkan
Posisi Pelaku yang Berkonflik
- Konflik
vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang
memiliki hirearki. Contohnya: konflik antar buruh bangunan dengan mandornya
atau manager, konflik antara nelayan dengan juragan kapal.
- Konflik
horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan yang relatif lama. Contohnya: konflik yang terjadi antar
organisasi sekolah.
-
Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya
ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan
pertentangan yang ekstrim. Contohnya: konflik antara para Pilot suatu maskapai
dengan managemen karena ketidakadilan jumlah gaji yang diterima.
3. Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik
-
Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua
pihak. Contohnya: perebutan lahan parkir oleh beberapa pemuda.
-
Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh
orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik. Contohnya: ketidakpuasan
kelompok masyarakat minoritas terhadap hasil pemilihan kepala desa.
4. Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas
Manusia di Dalam Masyarakat
- Konflik antarkelas sosial merupakan konflik
yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang
berkonflik. Contohnya: konflik antar orang kaya dengan orang miskin.
- Konflik politik yang terjadi karena adanya
perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya: pertentangan
antara pihak yang berkuasa dengan pihak oposisi, konflikantara tokoh Golkar
dengan tokoh PDI-Perjuangan, dan sebagainya. Konflik ini bila tidak segera
diatasi dapat menggangu jalanya roda pemerintahan dan proses pembangunan.
- Konflik ekonomi merupakan konflik akibat
adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik. Contohnya:
konflik persengketaan tanah.
- Konflik
budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan
budaya dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik Indonesia dengan
Malaysia. Sumber konfliknya karena pengakuan atas kekayaan seni dan budaya
Indonesia sudah sering dilakukan Malaysia, bahkan mungkin sudah puluhan kali.
Tidak ada rasa bersalah apalagi berdosa sedikit pun saat mengakui, bahkan
mempatenkan kekayaan seni dan budaya milik Indonesia Berbagai alasan sesudah dikemukakan untuk mendapatkan
justifikasi dari kejahatan plagiat yang dilakukan sebagai salah satu contoh
budaya yang diklaim oleh Malaysia adalah Tari Pendet.
- Konflik ideologi merupakan konflik akibat
adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang.
Contohnya: konflik Ambon.
5. Berdasarkan
Cara Pengelolaannya
- Konflik
interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu
hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Contohnya: konflik bunuh diri,
dikarenakan stres atau banyak beban pikiran yang sangat berat.
- Konflik antarindividu merupakan konflik yang
terjadi antara seseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang
subtansi, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan, atau bersifat
emosional, menyangkut perbedaan selera, dan perasaan likel dislike (suka/tidak
suka). Contohnya: konflik perselisihan antar tetangga, konflik persaingan
bisnis.
- Konflik antarkelompok merupakan konflik yang
banyak dijumpai dalam kenyataan hidup manusia sebagai makhluk sosial, karena
mereka hidup dalam kelompok-kelompok. Contohnya: fenomena tawuran antar pelajar
C.
FAKTOR PENYEBAB
KONFLIK SOSIAL
1.
Perbedaan
Antarindividu
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan
perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah
individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku
antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat
menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani
sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan
dengan individu yang lain
2.
Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola
pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing
kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan
kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun
tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan
lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran
kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan
masyarakat. Ukuran yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan
sama dengan yang dipakai oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak
terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak
menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
3.
Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat terjadi di
bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu
memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan
sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki
kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain.
4.
Perubahan sosial yang
terlalu cepat
Perubahan ini dapat menyebabkan
terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari
sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan
mendadak akan membuat keguncangan proses-prosessosial di dalam masyarakat,
bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena
dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada
D.
CARA PENANGANAN
KONFLIK SOSIAL
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di masyarat, berikut ini adalah
beberapa cara penanganan konflik sosial :
1. Akomodasi
yaitu proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan sementara
yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi juga
berarti sebagai usaha manusia untuk meredakan dan menghindari konflik dalam
rangka mencapai kestabilan.
2. Negosiasi
atau Kompromi yaitu upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh
masing-masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan
semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
3. Arbritasi
yaitu bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara
meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh
badan yang berkedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai.
keputusan yang dibuat harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.
4. Mediasi yaitu penyelesaian konflik
sosial yang dilakukan dengan cara mendatangkan pihak ketiga yang sifatnya
netral dan tidak memihak. namun, keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak
manapun.
5. Adjudication
yaitu penyelesaian konflik melalui pengadilan.
6. Toleransi
yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Dalam masyarakat
Jawa dikenal dengan istilah 'tepa slira' atau tenggang rasa agar hubungan
sesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing.
7. Statlemate
yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai mempunyai
kekuatan yang seimbang. Mereka kemudia berhenti pada suatu titik tertentu untuk
tidak melakukan pertentangan atau menghentikan konflik.
E.
DAMPAK KONFLIK SOSIAL
Selama ini dalam pola pikir kita
telah tertanam kuat bahwa konflik melahirkan dampak negatif yang berupa
kerusakan, keresahan, dan kesengsaraan. Padahal pemikiran tersebut tidak
selamanya benar. Ada beberapa konflik yang justru melahirkan dampak positif.
Berikut ini beberapa dampak positif dan dampak negatif ang disebabkan oleh
terjadinya konflik sosial
1. Dampak positif dari konflik sosial
- Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama
anggota kelompok. Hal ini biasanya terjadi pada konflik antarkelompok, di mana
anggota masing-masing kelompok karena merasa mempunyai identitas yang sama
bersatu menghadapi ancaman yang datang dari luar kelompoknya.
- Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum
jelas atau belum tuntas untuk ditelaah.
- Memungkinkan adanya penyesuaian kembali
norma-norma dan nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok yang
bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok. Terjadinya konflik
dapat menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat terhadap norma dan nilai sosial,
serta hubungan sosial tentang perlunya diterapkan beberapa aturan yang
cenderung dapat membawa ke arah yang lebih baik.
- Merupakan jalan untuk mengurangi
ketergantungan antarindividu dan antarkelompok.
- Dapat membantu menghidupkan kembali
norma-norma lama dan menciptakan norma-norma yang baru.
- Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
- Memunculkan sebuah kompromi baru apabila
pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang.
2. Dampak Negatif dari konflik sosial
- Hancurnya atau retaknya kesatuan
kelompok. Hal ini biasanya muncul apabila terjadi konflik di antara anggota
kelompok yang sama.
-
Adanya perubahan kepribadian pada diri individu yang bersifat negatif
seperti munculnya rasa dendam dan benci.
-
Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
-
Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
-
Keretakan hubungan antar kelompok atau individu yang bertikai
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Konflik berasal dari
kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik merupakan situasi yang wajar
dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Dampak yang ditimbulkan akibat terjadiya konflik tidak hanya dampak negatif
tetapi ada juga dampak positif yang ditimbulkan.
B.
SARAN
Penyebab dan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan konflik sangat beragam oleh karena itu
diperlukan benteng toleransi yang sangat besar untuk meminimalisir perbedaan
yang ada sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://bathikmadrim.pun.bz/konflik-sosial.xhtml
http://www.psychologymania.com/2012/10/pengertian-konflik-sosial.html
http://www.siswapedia.com/faktor-faktor-penyebab-konflik-sosial/
http://kamus-oke.blogspot.com/2012/06/pengertian-konflik-sosial.html
http://www.kamubisa-io.com/2015/11/pengertian-konflik-sosial-materi-pelajaran-sosiologi-kelas-11.html
http://www.amoraja.blogspot.com/IPS/Sosiologi/konflik.html