Facebook

header ads

Pasien Miskin Ditelantarkan Rumah Sakit?














Pasien Miskin Ditelantarkan Rumah Sakit?


menjelang tidur malam ini,aku sempatkan membuka internet melalui hp jadul nan lemot..ku klik sebuah halaman viv#news.c0m . Ada sebuah judul yang rasanya terkesan memojokan satu pihak. Isinya tentang pasie miskin ditelantarkan rumah sakit hingga meninggal dunia.
Jika sepintas membaca judulnya saja,maka ada beberapa kemungkinan ekspresi yang dapat diungkapkan. Bisa perasaan empati kepada keluarga korban,ada yang acuh saja alias EGP,beranggapan kartu jakrta sehat tidak dapat dipakai,dan yang tak kalah ialah keterlaluan rumah sakit teganya menelantarkan pasien!
Mungkin hampir 50% yang memiliki anggapan terakhir,yakni rumah sakit sangat tidak berperasaan. Dalam,berita tersebut disebutkan bahwa pasien mengalami keracunan makanan (5.3.13),dibawa ke klinik tapi tak membaik,drujuk ke RS Firdaus,tapi tidak mendapat pelayanan kesehatan semestinya. Sebelum dilanjutkan,kita cermati…kalau sudah mendapat pengobatan tapi tak mendapat pelayanan semestinya berarti judulnya tidak ditelantarkan lagi. Yang menjadi persoalan, yang dimaksud PELAYANAN yang SEMESTINYA itu apa???? Pelayanan di rumah sakit membutuhkan proses panjang,kalau disitu dikatakan hanya di infus dapat dIPASTIKAN TIDAK MUNGKIN.
Setelah merasa “TIDAK DILAYANI” akhirnya dibawa kebeberapa rumah sakit. RS Muly#sari menyatakan “Tidak menelantarkan” karena sudah ditangani di IGD. Kita cermati lagi,yang tahu k0ndisi pasien dan diagnosa pasie ialah dokter. Bisa jadi,memang rumah sakit memang tidak mampu merawat pasien seperti itu karena keterbatasan alat pemeriksaan dan pengobatan,jadi harus di pindah ke RS yang mumpuni.
Dilanjutkan ke RSi skpura,.disini kebetulan menerima KJS dan mendpat pemeriksaan “SEmeSTInya”.dokter menyatakan,indikasi operasi tapi tidak layak.perut membesar,bak berdarah, Masuk ICU dan akhirnya meninggal.keluarga menyatakan sudah enam bulan menderita penyakit paru.

Setelah dipahami,menurut pandangan pribadi tidak ada yang namanya DITELANTARKAN sampai Tewas. Dari sisi pasien,menurut saya tidak sekedar keracunan makanan, tapi perlu ditanyakan ke keluarganya,mungkin setelah perut sakit,pasien dipijat tidak pada bagian perutnya? Jika ia,bukan lagi keracunan makanan yang membuat meninggal tapi akibat dipijat shingga menjadi peritonitis.
Jadi,sangat disayangkan jika penulisan berita hanya untuk mencari rating dan menyudutkan salah satu pihak. Sebagai pembaca,mari kita analisa dulu suatu masalah sebelum menjudgment.





Post a Comment

0 Comments